- Tutup Pelaksanaan Porkot Batam VI, Amsakar Dorong Pembinaan Atlet Berkelanjutan
- Polisi Selidiki Temuan Tengkorak dan Tulang Manusia usai Cari Cumi di Pulau Noran Anambas
- Tokoh Masyarakat di Bengkong Ajak Seluruh Komponen Jaga Kerukunan-Stabilitas Wilayah
- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
- Ardiwinata: Pelaksanan Perwako HPI Berjalan Baik dan Aman
- Pertumbuhan Ekonomi Positif 6,66 Persen, Batam Rantai Pasok Ekonomi dan Investasi yang Inklusif
35 Warga Serasan Korban Bencana Longsor Masih Dinyatakan Hilang

Keterangan Gambar : BNPB beserta tim gabungan mengevakuasi korban bencana longsor di Serasan, Rabu (8/3/2023). /BNPB
KORANBATAM.COM - Sebanyak 35 warga masih dinyatakan hilang sejak terjadinya bencana longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Senin (6/3/2023) lalu hingga Rabu (8/3). Para warga yang hilang itu diduga masih tertimbun material longsoran dengan kedalaman hingga 4 meter.
Dalam kunjungan lapangan, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto memastikan tim gabungan yang mulai dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri hingga relawan terus melakukan upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi.
Suharyanto meminta agar hal itu diprioritaskan hingga batas yang ditentukan pada masa tanggap darurat. Ia juga memastikan bahwa personel tim satgas gabungan akan ditambah, mengingat medan cakupan yang terdampak tanah longsor cukup luas dan memerlukan lebih banyak lagi anggota.
Di samping itu, BNPB dan Basarnas serta personel Satbrimob juga akan mengupayakan anjing pelacak agar proses pencarian, pertolongan dan evakuasi dapat lebih maksimal.
Menurut Suharyanto, kendala utama dalam proses pencarian, pertolongan dan evakuasi juga berasal dari faktor cuaca. Dalam kurun waktu sepekan terakhir, kondisi cuaca di Pulau Serasan selalu turun hujan hampir sepanjang hari dengan intensitas ringan hingga tinggi.
Kondisi tersebut, tentunya tidak memungkinkan untuk dilakukan proses pencarian sehingga harus dihentikan sementara.
Melihat kondisi lapangan seperti demikian, Suharyanto bersama Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad telah sepakat akan melakukan koordinasi dan kerja sama dengan BRIN, BMKG dan TNI untuk kemungkinan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Selain untuk meminimalisir dampak curah hujan, Suharyanto berharap nantinya dengan TMC dapat memperlancar proses pencarian, pertolongan dan evakuasi.
Adapun korban meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan ada sebanyak 15 orang. Hingga Rabu (8/3) hingga pukul 15.00 WIB, tim satgas gabungan secara efektif berhasil menemukan kembali jasad korban. Penambahan temuan itu masih akan didata dan diidentifikasi lebih lanjut untuk kemudian dilaporkan sebagai data nasional.
(BNPB /red)