- Tutup Pelaksanaan Porkot Batam VI, Amsakar Dorong Pembinaan Atlet Berkelanjutan
- Polisi Selidiki Temuan Tengkorak dan Tulang Manusia usai Cari Cumi di Pulau Noran Anambas
- Tokoh Masyarakat di Bengkong Ajak Seluruh Komponen Jaga Kerukunan-Stabilitas Wilayah
- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
- Ardiwinata: Pelaksanan Perwako HPI Berjalan Baik dan Aman
- Pertumbuhan Ekonomi Positif 6,66 Persen, Batam Rantai Pasok Ekonomi dan Investasi yang Inklusif
Deklarasi Anti IRET, Dandim 0316 Batam Minta Babinsa Perkuat Deteksi Dini Ancaman Benih Terorisme

Keterangan Gambar : Acara bertajuk deteksi dan pencegahan dini potensi ancaman radikal terorisme di gedung Lancang Kuning Mapolda Kepri, Batu Besar, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (28/8/2024). /PenDim 0316 Batam
KORANBATAM.COM - Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau (Kepri) menyelenggarakan pelatihan bagi Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat, agama, adat hingga mahasiswa dalam upaya memperkuat keamanan nasional dan mencegah radikalisme dan terorisme di Kota Batam dan sekitarnya.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 0316/Batam, Kolonel Infanteri (Inf) Rooy Chandra Sihombing., S.I.P., M.M., yang hadir langsung pada acara ini mengatakan, untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kepekaan dalam mendeteksi potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) keamanan, pihaknya melakukan pembinaan kepada para prajuritnya dalam pencegahan paham radikalisme di daerah.
“Anggota Kodim menggunakan pendekatan kearifan lokal di masing-masing daerah dalam menyekat penyebaran ideologi radikal,” sebut Kolonel Inf Rooy dalam keterangan tertulisnya usai menghadiri acara bertajuk deteksi dan pencegahan dini potensi ancaman radikal terorisme yang dilaksanakan di gedung Lancang Kuning Mapolda Kepri, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Rabu (28/8/2024) pagi.
Dandim menjelaskan, nilai-nilai yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa Indonesia bisa menjadi pemicu lahirnya paham radikalisme di tengah masyarakat.
Ia pun berharap agar seluruh stakeholder terkait dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan paham radikalisme yang mengarah kepada terorisme kepada masyarakat setempat.
“Kita semua adalah pejuang antiradikalisme intoleran, inilah tugas kemanusiaan yang diwarisi oleh para leluhur kita, menjadi tugas kita untuk menjaga kesatuan dan persatuan nilai-nilai luhur bangsa,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini Dandim turut mengingatkan kepada Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) terkait maraknya paham radikalisasi melalui ruang digital saat ini.
Ia menerangkan di saat masyarakat banyak beraktivitas lewat daring, potensi terpapar propaganda radikal terorisme kian besar.
Menurut Dandim propaganda radikal tersebut dapat dikalahkan dengan mengisi dunia maya lewat konten-konten positif yang sarat akan nilai toleransi dan perdamaian.
Pelaksanaan ini, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap ancaman penyebaran ideologi radikal terorisme. Selain itu Forkopimda Batam dan Kepri bertugas untuk menggugah kesadaran masyarakat melawan ancaman terorisme di daerah secara berkelanjutan, terukur dan sesuai dengan kearifan lokal.
“Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya juga meminta agar seluruh Kodim dan Babinsa dapat mengembangkan kearifan lokal budaya di daerah teritorial masing-masing khusus bagi warga binaan yang lebih majemuk sebagai kekuatan untuk menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme,” imbuhnya.
Sejalan dengan deteksi dini, Dandim juga mendorong agar upaya deklarasi anti IRET (Intoleransi, Radikalisme dan Ekstrimisme) untuk terus diperkuat.
“Saya juga mendorong upaya deradikalisasi dan deklarasi anti IRET untuk terus diperkuat dengan memperbaiki efektifitas dan memperluas target, tidak hanya kepada mereka yang diduga terpapar terorisme tapi kepada masyarakat umum termasuk juga kelompok milenial yang kerap menjadi target brainwash teroris,” tukasnya.
(iam)