- Polisi Selidiki Temuan Tengkorak dan Tulang Manusia usai Cari Cumi di Pulau Noran Anambas
- Tokoh Masyarakat di Bengkong Ajak Seluruh Komponen Jaga Kerukunan-Stabilitas Wilayah
- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
- Ardiwinata: Pelaksanan Perwako HPI Berjalan Baik dan Aman
- Pertumbuhan Ekonomi Positif 6,66 Persen, Batam Rantai Pasok Ekonomi dan Investasi yang Inklusif
- Minggu Kasih, Polsek Bengkong Berkunjung ke Gereja Katolik Santo Damean
Deteksi Pencemaran Limbah, Interpol Rapat Bersama DLH Kota Batam

Keterangan Gambar : Rapat bersama DLH Kota Batam dengan tim Interpol Indonesia, Kamis (15/4/2021).
KORANBATAM.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam menggelar rapat bersama tim International Criminal Police Organization (Interpol) Indonesia, Kamis (15/4/2021). Pertemuan ini terkait kegiatan fase taktikal operasi interpol 30 days at sea 3.0 di Perairan Batam dan Bintan, Kepri.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya dugaan pencemaran limbah tumpahan minyak (oil spill) di perairan Batam-Bintan,” kata Kepala DLH Batam, Herman Rozie, Sabtu (17/4/2021).
Lanjut Herman, DLH Batam menyambut baik operasi ini. Seperti diketahui, pencemaran laut dari tumpahan minyak hampir tiap tahun terjadi di perairan Batam dan Bintan. Hal ini diduga adanya kapal-kapal yang berlayar di perairan internasional dan membuang limbahnya ke laut.
Alhasil tumpahan minyak ini cukup merugikan Batam, karena perairannya tercemar dan pariwisata bahari Batam ikut terseret.
“Pada musim-musim tertentu, arus membawa limbah tersebut ke daratan Batam dan Bintan sehingga mengotori pantai-pantai kawasan wisata di Batam dan Bintan,” jelasnya.
Herman juga mengatakan, tentunya Pemerintah Kota (Pemko) Batam berharap dengan adanya operasi ini membawa dampak positif dan berkurangnya tingkat pencemaran laut, terkhusus karena tumpahan minyak.
Terlebih, operasi ini sejalan dengan program Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, yang begitu gencar mengembangkan potensi baru Batam yakni sebagai sektor wisata tanpa harus meninggalkan Batam sebagai kota industri.
“Kita ketahui bersama, pak wali sangat gencar membangun pariwisata Batam,” katanya.
Operasi interpol 30 Days at Sea 3.0 diikuti oleh seluruh negara anggota interpol di Kawasan Asia Pasifik dengan target polusi dari kapal dan instalasi lepas pantai, polusi sungai dan daratan yang berdampak pada laut, perdagangan limbah melalui Pelabuhan dan perdagangan ilegal dan pembuangan limbah medis di sungai, pesisir dan laut.
Operasi ini dilaksanakan dalam dua fase yaitu fase (pengumpulan data intelijen) pada bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021 dan fase II (fase taktikal) pada bulan Maret hingga April 2021. Adapun di indonesia tim operasi dikuti oleh Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri, Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) RI.
Turut hadir pula, Kolonel Joni Junaidi dan tim yang terdiri dari Direktorat Perhubungan Laut (Dithubla), Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), dan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal).