- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
- Ardiwinata: Pelaksanan Perwako HPI Berjalan Baik dan Aman
- Pertumbuhan Ekonomi Positif 6,66 Persen, Batam Rantai Pasok Ekonomi dan Investasi yang Inklusif
- Minggu Kasih, Polsek Bengkong Berkunjung ke Gereja Katolik Santo Damean
- Direktur Keuangan Pertamina Patra Niaga Tinjau Fuel Terminal Batam dan AFT Hang Nadim
- Kick Off Meeting Pendampingan dan Konsultasi ISO di IGD RSBP Batam
Eks Pejabat Hasan Ditangguhkan Penahanan dan Dikeluarkan dari Rutan Polres Bintan

Keterangan Gambar : Hasan melakukan penandatanganan berita acara penangguhan penahanan di hadapan penyidik Polres Bintan, Sabtu (3/8/2024). /Polres Bintan
KORANBATAM.COM - Tersangka dugaan pemalsuan surat tanah Hasan (46 tahun) yang merupakan mantan pejabat Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) ditangguhkan masa penahanannya dan dikeluarkan dari rumah tahanan (Rutan) Polres Bintan, Sabtu (3/8/2024).
Kapolres Bintan, AKBP Riky Iswoyo membenarkan melalui Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Bintan, Iptu Missyamsu Alson mengatakan bahwa, tersangka Hasan dikeluarkan dari tahanan Polres Bintan karena adanya permohonan penangguhan penahanan dari Penasehat Hukum (PH) tersangka.
Selain itu, kata Alson, adanya jaminan dari istri tersangka sehingga penyidik mengabulkan permohonan penangguhannya.
“Iya benar, tersangka Hasan yang merupakan mantan pejabat Walikota Tanjungpinang ini dikeluarkan dari tahanan Polres Bintan, karena adanya permohonan penangguhan penahanan dari PH tersangka yakni Hendie Devitra pada tanggal 11 Juli lalu,” sebut Alson dalam keterangan tertulis yang diterima KoranBatam.
Alson menerangkan, proses hukum masih berjalan dan terhadap tersangka Hasan dilakukan wajib lapor sebanyak tiga kali dalam seminggu, yakni pada hari Senin, Rabu dan Jumat.
“Mengingat masa penahanan juga mau berakhir, jadi kita kabulkan permohonan dari PH-nya. Sekaligus penyidik melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk dari Jaksa Penuntut Umum,” terangnya.
“Jadi proses dikabulkannya penangguhan penahanan tersangka Hasan melalui proses dan pertimbangan yang matang oleh penyidik. Karena juga adanya jaminan dari istrinya yang bernama Ranny Gustifa Sari yang memberikan jaminan bahwa tersangka Hasan tidak akan melarikan diri, dan siap menghadirkan tersangka kapan saja diperlukan oleh penyidik,” ujar dia lagi.
Perlu diketahui, tersangka Hasan telah ditahan oleh penyidik Polres Bintan dalam perkara dugaan tindak pidana pemalsuan surat dengan pelapor atas nama Constantyn Barail.
Hasan sudah ditahan selama 58 hari dan dikeluarkan dari rutan Polres Bintan, Sabtu siang, sekitar pukul 15.00 WIB.
“Jadi sebelum tersangka dikeluarkan dari rutan Polres Bintan, kami melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Hasan, dan setelah dipastikan sehat dengan surat dari dokter kesehatan Polres Bintan barulah dia diperbolehkan pulang dan dijemput oleh istrinya,” imbuhnya.
Alson juga menegaskan, proses hukum terhadap tersangka Hasan masih berjalan dan saat ini penyidik masih melengkapi berkas perkara sesuai dengan petunjuk JPU.
“Nah jika berkas perkara sudah rampung, dan dinyatakan lengkap oleh JPU, maka Hasan akan dilimpahkan ke JPU untuk proses penuntutan di persidangan,” tandasnya.
(iam)