- Wanita Penghuni Kos di Batuampar Batam Diintip lewat Kamera Tersembunyi, Tak Lama Diamankan Polisi
- Pengurus Pikori BP Batam periode 2025-2029 Resmi Dilantik
- Tutup Pelaksanaan Porkot Batam VI, Amsakar Dorong Pembinaan Atlet Berkelanjutan
- Polisi Selidiki Temuan Tengkorak dan Tulang Manusia usai Cari Cumi di Pulau Noran Anambas
- Tokoh Masyarakat di Bengkong Ajak Seluruh Komponen Jaga Kerukunan-Stabilitas Wilayah
- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
Tanaman Hias Janda Bolong Melejit Harganya Capai Hingga Ratusan Juta, Berikut Asal Usul Janda Bolong

Keterangan Gambar : Salah satu Tanaman hias, yakni janda bolong. (Foto : Okezone.com)
KORANBATAM.COM - Tanaman hias seperti janda bolong, kini menjadi tren di kalangan masyarakat. Bahkan, harga tanaman hias ini memiliki nilai hingga ratusan juta rupiah.
Lantas dari mana asal usul nama janda bolong? Apakah ada nilai sejarahnya sehingga dinamakan janda bolong?
Kepala Bagian Manajemen Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Prof Dr Hadi Susilo Arifin mengatakan, nama tanaman hias sejatinya bermacam-macam, seperti janda bolong yang sudah terkenal sejak dahulu.
Dirinya pun pertama kali mengenal tanaman janda bolong pada masa kuliah strata 1, pada tahun 80-an. Dirinya menemukan banyak sekali janda bolong di tempat tinggalnya.
Ketika itu, nama tanaman tersebut sudah disebut janda bolong. Selain karena bentuk daunnya yang berlubang, faktor kegemaran masyarakat Indonesia yang memberikan nama sensasional menjadi salah satu penyebab kenapa diberi nama janda bolong.
“Saya kenal istilah janda bolong itu, sejak saya masih kuliah di S1 di tahun 80-an, kebetulan di Kebun Raya banyak. Saya kebetulan tinggal di dalam Kebun Raya, kemudian banyak tanaman merambat yang bolong-bolong itu tahun 80-an, sudah disebut janda bolong. Karena bentuknya berlubang. Orang kan suka bikin nama yang sensasi dan menarik,” ujarnya saat dihubungi Okezone, Rabu (21/10/2020).
Sementara itu, lanjut Hadi Susilo, baru-baru ini menemukan hal baru dari nama janda bolong. Berdasarkan isu yang dia dengar, nama janda bolong berasal dari bahasa jawa, yakni rondo bolong.
Adapun arti dari nama tersebut, yakni daun yang banyak lubangnya. Di mana ron memiliki arti daun, dan do bolong memiliki arti pada bolong.
“Katanya sih kalau dari bahasa Jawa, itu bukan janda bolong, tapi rondo bolong. Ron itu daun, do bolong itu pada bolong jadi daun yang banyak berlubang,” jelasnya.
Secara kebetulan, nama rondo bolong memiliki arti yang sama dengan nama tanaman tersebut. Di mana rondo dalam bahasa Jawa memiliki arti janda yang artinya rondo bolong memiliki arti janda bolong.
“Cuma kebetulan saja rondo bahasa Jawanya kan itu artinya janda jadi zaman dulu itu memang namanya dari bahasa Jawa rondo bolong. Lalu kebetulan saja pas jadi disambung Rondo itu kan janda,” kata Prof Hadi.
Menurut Prof Hadi, tanaman hias janda bolong sebenarnya sudah terkenal sejak dulu. Hanya saja tidak se-booming dan semahal saat ini harganya.
“Jadi dari dulu memang sudah banyak mengenal sudah jadi tanaman hias tapi enggak melejit kaya beberapa bulan terakhir setelah work from home (WFH) lalu melejit lalu harganya bukan main,” katanya.
Sumber: Okezone