- Tokoh Masyarakat di Bengkong Ajak Seluruh Komponen Jaga Kerukunan-Stabilitas Wilayah
- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
- Ardiwinata: Pelaksanan Perwako HPI Berjalan Baik dan Aman
- Pertumbuhan Ekonomi Positif 6,66 Persen, Batam Rantai Pasok Ekonomi dan Investasi yang Inklusif
- Minggu Kasih, Polsek Bengkong Berkunjung ke Gereja Katolik Santo Damean
- Direktur Keuangan Pertamina Patra Niaga Tinjau Fuel Terminal Batam dan AFT Hang Nadim
WHO Pastikan Belum Bisa Miliki Vaksinasi Korona hingga Pertengahan 2021

Keterangan Gambar : ilustrasi vaksin corona. (Foto : iStockphoto/herraez)
KORANBATAM.COM - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tidak bisa mengharapkan vaksinasi COVID-19 hingga pertengahan 2021 mendatang. Pernyataan ini disampaikan di tengah antusiasme negara-negara dunia menjadi yang pertama memberikan vaksin virus corona bagi warganya.
Badan kesehatan PBB itu menyambut baik perkembangan uji klinis tahap III yang dilakukan sejumlah kalangan. Hal itu menandakan kesiapan vaksin di tahap final yang biasanya melibatkan puluhan ribu orang.
“Kami tahu setidaknya enam (6) hingga sembilan (9) kandidat vaksin yang telah melalui jalan panjang penelitian. Bagaimana pun menilik linimasa yang realistis, kita belum bisa benar-benar berharap untuk bisa melakukan vaksinasi secara luas hingga pertengahan tahun depan,” kata juru bicara WHO, Margaret Harris dalam Konferensi Pers virtual di Jenewa, Jumat (4/9/2020) seperti dilansir AFP.
Dalam prosedur normal, tahap pengujian vaksin membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk memverifikasi hingga kadidat vaksin dinyatakan aman dan efektif.
Kandidat vaksin harus melewati proses dan prosedur panjang hingga dinyatakan aman dan manjur untuk mengobati suatu penyakit. Namun, peningkatan kasus COVID-19 yang cepat menimbulkan desakan kebutuhan vaksin sesegera mungkin.
Dari sini timbul kekhawatiran bahwa, karena desakan kebutuhan, tingkat keamanan dan kemanjuran atau efektivitas vaksin lebih rendah daripada yang seharusnya. Beberapa perusahaan farmasi menekankan pentingnya mematuhi norma pengujian tinggi, tidak ambil jalan pintas alias melenceng dari standar apalagi terburu-buru membawa vaksin ke publik.
WHO menyebut, hingga kini ada sebanyak 34 kandidat vaksin di seluruh dunia dalam berbagai tahap uji klinis pada manusia. Disamping itu juga terdapat 142 kandidat vaksin yang masih dalam evaluasi praklinis.
Sementara itu, Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO berkata, organisasi bekerja sama dengan para ahli dari berbagai negara. BPOM AS, FDA termasuk yang digandeng untuk memperjelas kriteria kandidat vaksin yang aman dan manjur.
“Kami ingin melihat vaksin yang setidaknya 50 persen manjur, lebih baik jika lebih tinggi,” ujarnya.